JAKARTA, KOMPAS.com - Sebanyak 17 SD, SMP, SMA ditetapkan sebagai Sekolah Sobat Bumi (SSB) Champion, yang didukung Pertamina Foundation.
Sekolah-sekolah
hijau ini selanjutnya mendapatkan pendampingan untuk melaksanakan empat
proyek, di bidang pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan. Selain
itu, sekolah ini juga diwajibkan membina 10 sekolah lainnya, untuk
dipromosikan menjadi calon penerima Adiwiyata dari Kementerian
Lingkungan Hidup.
Ketua Dewan Juri Seleksi, Sasmita Nugroho, di
Jakarta, Senin (16/1/2012), mengatakan, sekolah Adiwiyata yang ikut
program SSB ini dipilih dari 25 peserta yang telah melakukan presentasi
proposal pada pekan lalu.
"Kami sulit menentukan, karena bermutu
semua. Tapi, tentu tetap ada yang terbaik. Itu yang kita pilih.
Komitmen untuk berbagi dan mengajarkan pada sekolah lain juga menjadi
pertimbangan penting," kata Sasmita.
Dengan ditetapkannya 17
sekolah Adiwiyata menjadi SSB Champion, ungkap Sasmita, akan muncul
sekolah lain yang berbudaya lingkungan.
Apalagi, keempat proyek
yang dijalankan di sekolah yakni energi terbarukan, tabung
pohon/keanekaragaman hayati, pengelolaan limbah dan transportasi ramah
lingkungan, merupakan hal-hal yang bersentuhan langsung dengan
masyarakat dan warga sekolah.
Sekolah Adiwiyata penyandang gelar
SSB Champion dari Pertamina Fondation untuk jenjang SD adalah SD Banjar
Jati 9 Bogor; SD Citra Alam, Ciganjur Jakarta; SDN Benhil Jakarta
Pusat; SDN 5 Bukit Raya, Riau; SDN 4 Metro Timur, Lampung; SDN Ungaran
I, Yogyakarta; dan SDN 3, Balikpapan Kaltim.
Di kolompok SMP
adalah SMPN 1, Balikpapan Kaltim; SMPN 1 Kedamean Gresik, Jawa Timur;
SMPN 7, Bandung Jabar; SMPN 4 Mendoyo, Bali; SMPN 10, Sukabumi Jabar.
Adapun
elompok SMA diraih oleh SMAN 2 Probolinggo Jatim; SMKN 1 Probolinggo
Jatim; SMKN3 Sukabumi Jabar; SMAN 10 Malang Jatim; SMAN 5 Denpasar Bali.
Murti
Siswanti, Kepala SDN 4 Metro Timur, Lampung, merasa bangga menjadi
salah satu penerima anugerah SSB Champion Pertamina Foundation.
Selain
lebih bisa mengembangkan budaya lingkungan di sekolahnya, program SSB
ini juga menjadi jembatan untuk mentransfer pembiasaan ramah lingkungan
melalui pembinaan di sekolah-sekolah lain, agar berbudaya lingkungan.
"Secara
sumber daya manusia, kami siap untuk membimbing sekolah lain karena
melibatkan semua pihak. Sosialisasi juga kami lakukan dari pemda sampai
orang tua murid," ujar Murti.