Senin, 13 Oktober 2008

BELAJAR MENJADI GURU

Setelah lulus sarjana pendidikan dari IKIP Surabaya tahun 1996, saya langsung terjun dibidang pendidikan yaitu mengajar. Mulai saat itu telah melekat dalam diri saya sebuah sebutan nama baru untuk saya Bapak Guru. Awalnya saya sangat riskan dengan sebutan itu, karena saya merasa belum layak disebut guru,yang menurut saya guru adalah sumber ilmu dan rujukan yang dapat dijadikan tauladan bagi murid-muridnya.
Sedangkan saya sendiri masih jauh dari apa yang selama ini saya bayangkan tentang guru. Bagaimana tidak seorang murid yang sedang menata rambutnya sedemikian rupa, bergaya sedemikian rupa, bertingkah laku sedemikian rupa, ternyata yang dicontoh dan ditiru bukanlah gurunya tetapi mereka meniru para artis yang mereka lihat setiap hari dirumahnya didalam kotak kaca (TV). Ternyata banyak artis yang telah menjadi "guru-guru" mereka menggatikan guru yang seharusnya bisa merebut hati muridnya.
Kapan guru akan menjadi sebuah panutan murid-muridnya, ini perlu perenungan yang panjang, sehingga saya memutuskan sejak saat itu saya merasa belum menjadi guru tetapi masih Belajar Menjadi Guru sampai bener-bener menjadi guru entah sampai kapan. Saya masih belajar tertatih-tatih untuk memahami :
"Bahwa Allah adalah sumber ilmu dan pengetahuan dan Menyadari bahwa Allah memberikan ilmu tersebut melalui dua jalan yang membentuk dua fungsi, yaitu pedoman hidup dan sarana hidup. Serta Menyadari urgensi kedua bentuk ilmu Allah dalam pengabdian kepada Allah untuk mencapai takwa."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar